LENSAINDONESIA.COM: PT Djarum tetap optimistis bisa mempertahankan pasar yang ada sekarang meski tengah terhimpit ketatnya peraturan pemerintah dan Komisi Penyiaran Independen (KPI) yang mengatur industri rokok.
Salah satu bukti, tahun ini, Djarum memproduksi 148,8 juta batang rokok per hari. Dengan adanya jumlah tersebut, besaran komposisi Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebanyak 35 persen dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) sebanyak 45 persen. Sedangkan, sisanya sebanyak 20 persen diraup oleh SKM light.
“Tahun depan target kami bisa mempertahankan yang sekarang,” ujar Corporate Affair Djarum, Purwono Nugroho kepada LICOM di Djarum Oasis Kretek Factory, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (18/12/2013).
Menurutnya, di tahun 2014 mendatang, akan ada banyak tantangan yang menghadang industri rokok. Tantangan yang dihadapi ke depan yaitu semakin ketatnya aturan mengenai rokok seperti pembatasan penayangan iklan, serta Peraturan Daerah (Perda) larangan merokok di kawasan tertentu.
Belum lagi adanya Pajak Daerah Retribusi Daerah (PDRD) yaitu pengenaan pajak rokok 10 persen dari nilai cukai. Dengan adanya tambahan pajak retribusi ini membuat rokok menjadi semakin mahal sehingga sulit diakses pembeli.
Purwono juga menyebut, masalah ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang juga menjadi penghalang. Salah satunya dengan produk-produk yang inovatif dan menyasar berbagai segmen pasar.
“Tentu kami sudah mengambil strategi mengatasinya. Selain itu, kami juga akan menggunakan iklan yang kreatif,” ujar Purwono.
Sejak Januari hingga Juli tahun ini, produksi rokok nasional mencapai 155 miliar batang. Hingga akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 180 miliar batang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar